Kerja! Begitu menjadi ingatan utama bagi lulusan SMP yang
ingin melanjutkan jenjang di atasnya. Pendidikan yang relevan adalah untuk
jenjang di atasnya adalah SMK, dimana sebagaimana diketahui bahwa lulusannya
disiapkan untuk kerja.
Lantas, apa yang menjadi kesiapan SMK untuk menyiapkan
kerja bagi peserta didik yang menempuh di dalamnya? Jawabnya adalah kurikulum
yang disediakan memang untuk menyiapkan peserta didik untuk siap memasuki dunia
kerja. Sebagai bukti, pada kelas XII peserta didik mendapat jatah mata
pelajaran yang sesuai dengan kompetensi yaitu sama banyak dengan mata pelajaran
kelompok A, B, dan C1—mata pelajaran yang umum semisal matematika, fisika,
kimia, bahasa Indonesia, bahasa inggris dan sebagainya. Jadi porsi yang
ditawarkan dan telah dilaksanakan pada penerapan kurikulum 2013 adalah 50:50
untuk mata pelajaran C2 dan C3 (produktif/sesuai kompetensi yang dipilih)
dengan kelompok umum tersebut.
Kedua, penyiapan peserta didik untuk menjadikan bagian
kegiatan pembelajarannya berbasis dunia kerja sesungguhnya, yang sering disebut
prakerin (Praktek Kerja Industri). Yaitu sebuah program yang dilakukan di dunia
usaha dan dunia industry sebagai bentuk penyiapan kerja, adaptasi terhadap DUDI
sesungguhnya. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sudira dkk (2009:38) Model multi
entry-multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka
secara ideal sangat tepat bagi pola pembelajaran pada pendidikan kejuruan.
Jadi semua SMK harus melakukan prakerin sebagai bagian dari kurikulum untuk pendidikan kejuruan.
Salah satu sekolah yang sangat peduli
terhadap prakerin dan pada umumnya sangat berhubungan DUDI adalah SMK Negeri 2
Jember. Sekolah ini sangat berkeinginan dan berkeyakinan kuat bahwa melalui
prakerin menjadi salah satu arena bagi peserta didik untuk benar-benar
menunjukkan kemampuan yang telah dimiliki selama menempuh pendidikan di SMK
Negeri 2 Jember. Tidak menutup kemungkinan adalah menjadikan peserta didik
setelah lulus mampu bekerja di tempatnya prakerin dahulu maupun bisa menjadi
salah satu dasar Curriculum Vitae (CV) untuk melamar di tempat yang sesuai
dengan jurusannya kelak ketika lulus.
Pada akhirnya pihak sekolah dengan pihak DUDI menjadi
sebuah simbiosis mutualisme dalam membantu peserta didik mencapai cita-citanya
ketika memasuki sekolah—yaitu Sekolah Menengah Kejuruan—yang menyiapkan untuk
bekerja, sehingga masuk SMK adalah benar-benar siap untuk kerja. Semoga!
Disadur ulang dari artikel sidulah.com yang sudah wafat. Bertujuan agar tulisan yang sudah dibuat tetap hadir di tengah-tengah kita!